ragamoto.blogspot.com - Masyarakat di sepanjang jalur Yogya – Surabaya tentunya sudah tidak asing dengan perusahaan otobus yang satu ini, sebagai salah satu po yang sudah melayani jalur ini sejak tahun 1981, bisa dibilang Sumber group merupakan perusahaan otobus yang dibenci sekaligus dicintai oleh masyarakat di lintasannya, dibenci karena perilakunya sering ugal- ugalan di jalan, namun juga dicintai karena bus ini cepat, tepat waktu, dan tarifnya standar, sangat bisa diandalkan bagi para penumpangnya untuk mengejar waktu, maka tak heran bus ini juga mempunyai banyak penggemar setia yang kemudian tergabung dalam berbagai group sosmed sklovers/sg lovers.
Bus yang kencang, tentunya juga harus didukung chasis yang mumpuni juga , salah satu chasis legendaris yang pernah digunakan oleh Sumber Kencono adalah Chasis Bus Dongfeng yang mulai di datangkan pada tahun 2008, Agak sulit untuk menemukan tipe chasis dongfeng yang dipakai oleh Sumber Kencono, tetapi setelah mencari di berbagai sumber diperkirakan tipe chasis yang dipakai adalah Dongfeng EQ6120KSD, karena inilah satu satunya chasis bus front engine buatan Dongfeng yang mempunyai panjang 12m.
Besar kemungkinan chasis ini masuk melalui PT Indo Dongfeng Motor yang pada kurun waktu sama banyak mendatangkan bus medium Dongfeng EQ6841KR , saat itu chasis merk Dongfeng tergolong barang baru, bahkan untuk kelas big bus front engine , hanya sumber group saja yang menggunakan, entah apa alasan sumber group memilih chasis ini, mengingat jumlah yang di datangkan cukup banyak mencapai puluhan unit dan semuanya menggunakan Karoseri Laksana.
Bus Dongfeng Sumber Kencono mudah dikenali dari kaki kakinya yang menggunakan baut 10 dan juga dari besarnya ukuran engine bay di samping sopir, saking besarnya engine bay ini sering disebut juga dengan peti mati berjalan, ciri khas lainnya adalah seat tunggal untuk kursi baris paling depan, bisa dilihat pada foto di atas. Suara mesinnya juga khas karena lebih keras dibanding mesin dari merk lain, apalagi ketika knalpotnya sudah dibobok, dari jauh juga sudah kedengeran kalau dongfeng ini mau lewat.
Untuk sektor mesin, Chasis dongfeng EQ6120KSD menggunakan diesel Yuchai YC6G270-20 , konfigurasinya 6 silinder inline , 7800 cc, dan sudah dilengkapi dengan turbocharger keluaran honeywheel + intercooler, sedangkan untuk injectornya ber merk wuxi/bosch , tenaga maksimal yuchai ini adalah 270 ps @ 2500 rpm, 55 ps lebih besar dibanding Hino AK215, yang istimewa dari mesin ini adalah torsi raksasanya yang mencapai 1080 nm @ 1500 rpm , torsi ini bahkan masih jauh lebih besar jika dibanding Hino RK 260 sekalipun yang hanya bertorsi 750 nm , dengan torsi sebesar itu maka wajar saja jika si Dongfeng mempunyai performa ganas di jalanan, baik itu urusan tarikan maupun top speednya.
Untuk sektor mesin, Chasis dongfeng EQ6120KSD menggunakan diesel Yuchai YC6G270-20 , konfigurasinya 6 silinder inline , 7800 cc, dan sudah dilengkapi dengan turbocharger keluaran honeywheel + intercooler, sedangkan untuk injectornya ber merk wuxi/bosch , tenaga maksimal yuchai ini adalah 270 ps @ 2500 rpm, 55 ps lebih besar dibanding Hino AK215, yang istimewa dari mesin ini adalah torsi raksasanya yang mencapai 1080 nm @ 1500 rpm , torsi ini bahkan masih jauh lebih besar jika dibanding Hino RK 260 sekalipun yang hanya bertorsi 750 nm , dengan torsi sebesar itu maka wajar saja jika si Dongfeng mempunyai performa ganas di jalanan, baik itu urusan tarikan maupun top speednya.
Saat pertama muncul chasis ini cukup membuat gempar dunia perbusan
karena memang bertenaga besar, sehingga mampu berlari lebih kencang
dibanding para kompetitor, rasio transmisinya juga panjang panjang
sehingga cocok buat playon di jalan, beberapa sopir mengatakan bus
dongfeng ini mampu dipacu lebih dari 140 km/j , rekor kecepatan yang
cukup fantastis untuk saat itu bahkan hingga sekarang.
Namun ternyata tenaga besar tersebut tidak diimbangi dengan rem yang mumpuni, meskipun sebetulnya Chasis Dongfeng sudah mengaplikasikan rem full air brake dan ukuran teromol yang lebih besar dibanding Hino, rem dongfeng dikenal kurang pakem dan juga sering selip, apalagi pas musim hujan. Sebetulnya pihak garasi sumber sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah rem ini, mulai dari penambahan retarder, penggantian tromol rem bawaan pabrik bahkan menambah karung pasir di bagian bagasi bus agar rem lebih menggigit, namun ternyata semua hal tersebut belum cukup untuk mengatasi masalah rem si dongfeng.

Masalah lainnya adalah chasis yang terlalu rigid dan juga per terlalu keras, selain berpengaruh ke kenyamanan penumpang, dua hal tersebut juga berpengaruh ke daya cengkeram ban ke aspal, utamanya ketika bus dalam keadaan menikung.
Akibat masalah rem inilah kemudian chasis dongfeng sering mengalami kecelakaan, dan mencapai puncaknya ketika Sumber Kencono Dongfeng bernopol W7113UY mengalami kecelakaan Ngawi, pasca kecelakaan inlah kemudian banyak Chasis Dongfeng milik sumber kencono mulai dijual hingga habis, sumber group pun kemudian kembali menggunakan chasis untuk seluruh armadanya terdiri dari Hino AK8 untuk bus ATB dan Hino RK8 untuk kelas patas .
Setelah dijual, sebagian besar Bus Dongfeng milik Sumber Kencono jatuh ke tangan Po Parahyangan dari Jawa Barat, dan masih dioperasikan hingga kini sebagai bus karyawan, sebagian lagi jatuh ke tangan Po Ladju namun kini sudah tidak diketahui nasibnya
Namun ternyata tenaga besar tersebut tidak diimbangi dengan rem yang mumpuni, meskipun sebetulnya Chasis Dongfeng sudah mengaplikasikan rem full air brake dan ukuran teromol yang lebih besar dibanding Hino, rem dongfeng dikenal kurang pakem dan juga sering selip, apalagi pas musim hujan. Sebetulnya pihak garasi sumber sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah rem ini, mulai dari penambahan retarder, penggantian tromol rem bawaan pabrik bahkan menambah karung pasir di bagian bagasi bus agar rem lebih menggigit, namun ternyata semua hal tersebut belum cukup untuk mengatasi masalah rem si dongfeng.

Masalah lainnya adalah chasis yang terlalu rigid dan juga per terlalu keras, selain berpengaruh ke kenyamanan penumpang, dua hal tersebut juga berpengaruh ke daya cengkeram ban ke aspal, utamanya ketika bus dalam keadaan menikung.
Akibat masalah rem inilah kemudian chasis dongfeng sering mengalami kecelakaan, dan mencapai puncaknya ketika Sumber Kencono Dongfeng bernopol W7113UY mengalami kecelakaan Ngawi, pasca kecelakaan inlah kemudian banyak Chasis Dongfeng milik sumber kencono mulai dijual hingga habis, sumber group pun kemudian kembali menggunakan chasis untuk seluruh armadanya terdiri dari Hino AK8 untuk bus ATB dan Hino RK8 untuk kelas patas .
Setelah dijual, sebagian besar Bus Dongfeng milik Sumber Kencono jatuh ke tangan Po Parahyangan dari Jawa Barat, dan masih dioperasikan hingga kini sebagai bus karyawan, sebagian lagi jatuh ke tangan Po Ladju namun kini sudah tidak diketahui nasibnya
SPESIFIKASI BUS DONGFENG EQ6120KSD
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
0 komentar:
Posting Komentar